Reporter Associated Press melihat pesawat jatuh di luar Kota Benghazi pada Sabtu (19/3) dan menimbulkan asap hitam di wilayah tersebut. Pesawat yang sebelumnya membom kota yang dikuasai kelompok anti Gaddafi itu, terkena tembakan kelompok pemberontak.
Suara pesawat jatuh dan tembakan terdengar dari jarak jauh.
Kelompok pemberontak mengatakan mereka diserang oleh pasukan pro Gaddafi, tetapi sulit untuk memverifikasi laporan tersebut.
Sabtu (19/3) ini pemimpin sejumlah negara antara lain Inggris, AS, Prancis dan negara-negara Arab bertemu di Paris untuk membahas aksi militer di Libia dalam kerangkan resolusi PBB yang baru.
Sekjen PBB, mengatakan dunia harus satu suara tentang kekerasan yang terjadi di Libia.
Resolusi PBB disahkan untuk melindungi penduduk sipil Libia.
Sabtu ini, pemberontak mengatakan mereka terdesak oleh pasukan pendukung Kolonel Gaddafi, yang berada di sekitar 20 km dari Benghazi, seperti diberitakan Reuters, saat ini sulit untuk mendapatkan konfirmasi yang independen mengenai pertempuran di Libia.
Pemerintah Libia mengatakan sudah melakukan gencatan senjata secara sepihak, tetapi sejumlah laporan menyebutkan serangan terhadap pemberontak masih terjadi.
Sebuah jet tempur Amerika Serikat F-15 jatuh di Libia, kemarin malam. Namun, para awaknya melompat dengan menggunakan kursi lontar dengan seorang anggota ditemukan selamat dan seorang lagi sedang dicari. Demikian dikatakan seorang juru bicara Komando Afrika Amerika Serikat kepada AFP, Selasa (22/3).
"Kedua awak itu melompat," kata juru bicara itu, Karin Burzynski, dari markas besar komando itu di Kota Stuttgart, Jerman bagian barat. "Seorang awak ditemukan dan operasi untuk mencari seorang lainnya sedang dilakukan."
Pasukan koalisi sejumlah negara Barat menggempur pangkalan-pangkalan pemimpin Libia Muammar Khadafi untuk malam ketiga sesuai resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Resolusi ini mengizinkan dilakukan tindakan yang diperlukan untuk menghentikan pasukan Khadafi membunuh dan mencederai warga sipil ketika mereka memerangi pemberontakan itu.
Sebuah pesawat tempur AS jatuh di Libya setelah kegagalan mekanis dan pilotnya diselamatkan oleh pemberontak, Daily Telegraph melaporkan dalam situsnya pada hari Selasa.
Pesawat itu adalah Eagle F-15 E, tambah Telegraph, berdasarkan laporan dari seorang koresponden di lapangan di Libya. Para pejabat AS belum berkomentar atas peristiwa itu.
Amerika Serikat dan negara-negara Eropa terus meluncurkan serangan udara ke Libya untuk mendesak zona larangan terbang.
Sebelumnya, pada Senin malam, senjata anti-pesawat tempur terus berdengung di Tripoli, namun serangan udara ke Libya mulai menurun intensitasnya.
Sementara itu, Cina meminta untuk dilakukan gencatan senjata secepat mungkin di Libya. Dalam konferensi pers Selasa (22/3), juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Jiang Yu meminta untuk segera dilakukan gencatan senjata dan mengakhiri kekerasan di Libya.
Cina merupakan satu di antara lima negara yang memilih abstain dalam pengambilan suara Dewan Keamanan PBB, yang membolehkan segala cara untuk menghentikan kekerasan penguasa Libya, Muammar Qadhafi. Resolusi ini disokong oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis.
PROFIL PESAWAT F 15 EAGLE
F-15 Eagle adalah pesawat tempur taktis segala cuaca yang dirancang untuk menciptakan dan mempertahankan superioritas udara dalam pertarungan di langit. Pesawat ini dikembangkan untuk Angkatan Udara Amerika Serikat, dan pertama kali terbang pada Juli 1972. F-15E Strike Eagle adalah variannya yang merupakan pesawat tempur serang yang mulai dipakai pada tahun 1989. Angkatan Udara Amerika Serikat berencana untuk tetap menggunakan F-15 sampai tahun 2025.
Pada Perang Korea, pesawat tempur Amerika Serikat yang dapat mengalahkan pesawat tempur MiG-15 Soviet hanya adalah F-86 Sabre. Kemudian pada tahun 1965, komunitas pesawat tempur dikejutkan dengan hancurnya pesawat-pesawat modern F-105 Thunderchief oleh MiG-17 era pasca-Perang Korea, pada Perang Vietnam. Intelijen Angkatan Udara Amerika Serikat kemudian mengetahui bahwa Uni Soviet sedang dalam tahap mengembangkan pesawat tempur yang lebih besar, yang dinamakan MiG-25. Pada Perang Vietnam, pesawat yang memiliki persenjataan, jarak jangkau, dan kelincahan yang cukup untuk mengalahkan pesawat tempur buatan Soviet hanyalah F-4 Phantom II. Namun, pesawat ini masih memiliki banyak kelemahan.
Angkatan Udara AS membutuhkan pesawat yang lebih baik dari F-4 Phantom. Setelah menolak program VFX Angkatan Laut AS (yang akhirnya menghasilkan F-14 Tomcat), Angkatan Udara AS membuat program mereka sendiri, yaitu FX (Fighter Experimental), dengan spesifikasi untuk pesawat tempur superioritas udara yang relatif ringan. Tiga perusahaan menyerahkan proposal, yaitu Fairchild Republic, North American Rockwell, dan McDonnell Douglas. Angkatan Udara AS mengumumkan bahwa mereka telah memilih McDonnell Douglas pada tanggal 23 Desember 1969. Disain yang terpilih menggunakan sayap ekor ganda mirip dengan F-14, namun tidak menggunakan sayap lipat.
Versi paling pertamanya, yang diberikan nama F-15A untuk varian kursi tunggal dan F-15B untuk varian berkursi ganda, digerakkan oleh mesin yang baru, Pratt & Whitney F100, yang dapat mencapai perbandingan dorongan dengan berat rasio 1 banding 1. Meriam tanpa selongsong 25 mm Ford-Philco GAU-7 yang awalnya dikembangkan untuk pesawat ini dibatalkan karena menemui masalah pengembangan, dan digantikan meriam M61 Vulcan standar. F-15 juga melanjutkan pemakaian empat rudal Sparrow, sama seperti Phantom. Sayap tetap F-15 terpasang pada badan pesawat yang dibuat lebar dan datar, yang membantu sayap memberikan dorongan ke atas. Pengembangan F-15E Strike Eagle juga akhirnya menghasilkan pesawat untuk menggantikan F-111 Aardvark.
Namun, perdebatan di dalam tubuh Angkatan Udara Amerika Serikat mengenai F-15 yang terlalu besar sebagai pesawat tempur superioritas udara, dan dinilai terlalu mahal untuk diproduksi secara menyeluruh menggantikan F-4 dan A-7 mengakibatkan dimulainya program Light Weight Fighter (Pesawat Tempur Ringan), yang akhirnya akan menghasilkan pesawat tempur ringan F-16 Fighting Falcon dan pesawat tempur menengah F/A-18 Hornet.
Spesifikasi (F-15C Eagle)
Karakteristik umum
- Kru : 1
- Panjang : 63,8 ft
- Lebar sayap : 42,8 ft
- Tinggi : 18,5 ft
- Luas sayap : 608 ft²
- Airfoil : NACA 64A006.6 root, NACA 64A203 tip
- Bobot kosong : 28.000 lb
- Bobot terisi : 44.500 lb
- Bobot maksimum lepas landas : 68.000 lb
- Mesin : 2× Pratt & Whitney F100-100,-220, atau -229 turbofan
- Dorongan kering : 17.450 lbf masing-masing
- Dorongan dengan pembakar lanjut : 25.000 lbf untuk -220; 29.000 lbf untuk -229 masing-masing
Kinerja
Laju maksimum :
- Ketinggian rendah : Mach 1,2 (1.450 km/jam)
- Ketinggian tinggi : Mach 2,5 (3.018 km/jam)
- Jarak jangkau ferri : 3.000 nm dengan bahan bakar eksternal
- Batas tertinggi servis : 65.000 ft
- Laju panjat : >50.000 ft/min
- Beban sayap : 73,1 lb/ft²
- Dorongan/berat : 1,12 (-220), 1,30 (-229)
Persenjataan
- Senjata api : 1× meriam M61A1 20 mm, 940 butir peluru
- Titik keras : 4 sayap, 4 badan, 2 stasiun sayap, stasiun tengah dengan kapasitas 7.300 kg,
Rudal :
- AIM-7F Sparrow
- AIM-120 AMRAAM
- AIM-9 Sidewinder
Avionik
Radar :
- Raytheon AN/APG-63 atau AN/APG-70 atau
- Raytheon AN/APG-63(V)2 Active Electronically Scanned Array (AESA)
Countermeasures :
- AN/APX-76 IFF interrogator
- AN/ALQ-128 radar warning suite
- AN/ALR-56 radar warning receiver
- ALQ-135 internal countermeasures system
- AN/ALE-45 chaff/flare dispensers
0 komentar:
Posting Komentar