Ya mereka itu AV (Adults Video) idol terkenal seantero negeri. "Sepak terjang" dan geliat mereka emang udah nggk asing lagi bagi para penggemar film bokep.. Nggk cuma mereka saja yang populer karena AV idol, masih banyak lagi yang lainnya. Timbul pertanyaan di hati saya mengapa banyak sekali cewek jepang yang masih sangat muda, (cakep lagi) mau maunya jadi bintang bokep? Apa nggk ada perkejaan yang lain apa yak? Padahal sumpah, menurut ane wajah wajah mereka cantik-cantik, imut imut, beberapa Lugu, tapi.... tapi Bueeeeeh
Sangat disayangkan memang. Padahal mereka punya potensi setidaknya untuk menjadi artis. Lantas apa yang jadi penyebabnya? yah nggk ada jawaban pasti yang saya tahu, namun saya cuma merangkum dari statemen-statemen rekan-rekan yang pernah atau sedang tinggal di Jepang dan faham dengan kondisi kehidupan disana. Berikut ini merupakan rangkuman statemen dan opini yang berkembang yang dapat memberikan sedikit gambaran alasan yang melatar belakangi aksi mereka.
Kehidupan kota yang keras mengharuskan para warganya untuk berusaha lebih untuk bisa bertahan hidup. Segala macam cara ditempuh agar dapur tetap mengepul. Dari cara yang terhormat sampai yang underground. Mengapa saya nggk menggunakan kata tidak terhormat, karena terhormat atau tidaknya bisa diperdebatkan selain itu pula tidak sedikit AV idol di Jepang yang mempunyai kedudukan di mata masyarakat. Dimana seiring dengan perkembangan jaman, dunia kerja di jepang semakin "gila". Keadaan ini menuntut mereka untuk berpikir kreatif. Muncul salary-salary man yang bergaji rendah namun mati-matian bekerja. Pernah saya menanyakan ke sensei saya yang ada dijepang untuk sekali makan disana habis berapa duit? beliau menjawab sekitar 1000 yen untuk sekali makan, sehingga dalam sehari untuk makan saja menghabiskan 3000 yen yach kalau mau berhemat mungkin 2000 yen. 1 yen kalau dirupiahkan sama dengan Rp. 102, kalau habis 3000 yen bearti Rp.306.000 hanya untuk makan saja. Wow angka yang fantastis. Jika hanya untuk makan saja begitu mahal lantas bagaimana kebutuhan yang lain?
Sekarang kembali lagi ke pertanyaan semula. Jika melihat paras ayu gadis AV itu mengapa mereka nggk menjadi artis, model atau bintang iklan saja? untuk pertanyaan ini Alasan yang masuk akal mungkin adalah karena mereka kalah bersaing dengan yang lain. Pada awalnya berharap menjadi artis namun kalah bersaing sehingga terjun di cabaret klub, grAVure idol, AV idol, sampai buka layanan pink salon dan soapland. Apa itu pink salon dan soap land? ya semacam tempat "jajan dan olahraga" dengan tarif relatif "murah" untuk short time services saja. Dari short time saja para cewek itu sudah mengantong antara 4000 yen - 6000 yen kalau sehari ada 10 pelanggan bisa dikalikan saja. Hmmm cara singkat dapat duit ya..
Alasan selanjutnya adalah hukum kausalitas, ada permintaan ada penawaran. Ya, kehidupan bebas disana lumayan tinggi. Tapi jangan berpikir bahwa mereka murahan gampang dieksekusi. Bukan begitu maksudnya, berhubungan seks pra nikah bukan sesuatu yang mengganggu. Sedikit banyak hal ini juga mendorong pertumbuhan AV idol. Apa lagi pria jepang terkenal dengan shawat yang tinggi.
Alasan yang terkahir adalah hubungan seks pasca nikah yang minim. Lho kok begitu? kenapa setelah nikah justru malah jarang? sebelum nikah malah "keranjingan". Tidak heran saya mendengar statemen seperti itu. Bagi kita Indonesia, seks pra nikah merupakan hal yang tabu sehingga banyak yang mengartikan nikah adalah legalitas berhubangan badan semata. Cobalah tengok sekililing anda ketika sedang bercanda anda mungkin pernah mendengar celetukan " Dah merid sono, dah gak nahan kayaknya". Pernyataan yang demikian mengindikasikan bahwa nikah merupakan legalitas sex.. Berbeda dengan di negeri sakura, karena mereka menganggap seks pra nikah bukan hal yang tabu jadi merid bukan legalitas seksual saja. Lantas apa yang menyebabkan minimnya berhubungan badan? Hal ini disebabkan pekerjaan yang sangat menumpuk di kantor, pulang larut malam ketika sudah sampai dirumah kecapaian dan tidak mood lagi. Bahkan Seorang pasutri hanya sempat sekali dalam sebulan berhubungan badan? Lah..kalo lagi ngebet gimana? Ya swalayan atau manual bagi suami yang baik dan setia, tapi tidak setia ya jajan..ujung-ujungnya AV idol lagi.
Sebetulnya keadaanya yang saya sebut mulai dari atas tidaklah jauh berbeda dengan kota-kota besar tanah air. Tidak usah jauh-jauh ke jepang untuk memahami hal ini. Bedanya kita tidak ada legalitas hukum untuk membuka industri esek-esek seperti di jepang. Walaupun ada video berbau mesum kualitas rekaman kita tidak secanggih mereka dan cenderung gelap karena kualitas kita kebanyakan masih "3gp", ya emang siiih niatnya untuk koleksi pribadi, tapi yakinlah, kemungkinan nyebar banyak. Jadi mending buat yang bagus sekalian kan.. wkwkwkwkwkw.. Sip deh, salam.
Kehidupan kota yang keras mengharuskan para warganya untuk berusaha lebih untuk bisa bertahan hidup. Segala macam cara ditempuh agar dapur tetap mengepul. Dari cara yang terhormat sampai yang underground. Mengapa saya nggk menggunakan kata tidak terhormat, karena terhormat atau tidaknya bisa diperdebatkan selain itu pula tidak sedikit AV idol di Jepang yang mempunyai kedudukan di mata masyarakat. Dimana seiring dengan perkembangan jaman, dunia kerja di jepang semakin "gila". Keadaan ini menuntut mereka untuk berpikir kreatif. Muncul salary-salary man yang bergaji rendah namun mati-matian bekerja. Pernah saya menanyakan ke sensei saya yang ada dijepang untuk sekali makan disana habis berapa duit? beliau menjawab sekitar 1000 yen untuk sekali makan, sehingga dalam sehari untuk makan saja menghabiskan 3000 yen yach kalau mau berhemat mungkin 2000 yen. 1 yen kalau dirupiahkan sama dengan Rp. 102, kalau habis 3000 yen bearti Rp.306.000 hanya untuk makan saja. Wow angka yang fantastis. Jika hanya untuk makan saja begitu mahal lantas bagaimana kebutuhan yang lain?
Sekarang kembali lagi ke pertanyaan semula. Jika melihat paras ayu gadis AV itu mengapa mereka nggk menjadi artis, model atau bintang iklan saja? untuk pertanyaan ini Alasan yang masuk akal mungkin adalah karena mereka kalah bersaing dengan yang lain. Pada awalnya berharap menjadi artis namun kalah bersaing sehingga terjun di cabaret klub, grAVure idol, AV idol, sampai buka layanan pink salon dan soapland. Apa itu pink salon dan soap land? ya semacam tempat "jajan dan olahraga" dengan tarif relatif "murah" untuk short time services saja. Dari short time saja para cewek itu sudah mengantong antara 4000 yen - 6000 yen kalau sehari ada 10 pelanggan bisa dikalikan saja. Hmmm cara singkat dapat duit ya..
Alasan selanjutnya adalah hukum kausalitas, ada permintaan ada penawaran. Ya, kehidupan bebas disana lumayan tinggi. Tapi jangan berpikir bahwa mereka murahan gampang dieksekusi. Bukan begitu maksudnya, berhubungan seks pra nikah bukan sesuatu yang mengganggu. Sedikit banyak hal ini juga mendorong pertumbuhan AV idol. Apa lagi pria jepang terkenal dengan shawat yang tinggi.
Alasan yang terkahir adalah hubungan seks pasca nikah yang minim. Lho kok begitu? kenapa setelah nikah justru malah jarang? sebelum nikah malah "keranjingan". Tidak heran saya mendengar statemen seperti itu. Bagi kita Indonesia, seks pra nikah merupakan hal yang tabu sehingga banyak yang mengartikan nikah adalah legalitas berhubangan badan semata. Cobalah tengok sekililing anda ketika sedang bercanda anda mungkin pernah mendengar celetukan " Dah merid sono, dah gak nahan kayaknya". Pernyataan yang demikian mengindikasikan bahwa nikah merupakan legalitas sex.. Berbeda dengan di negeri sakura, karena mereka menganggap seks pra nikah bukan hal yang tabu jadi merid bukan legalitas seksual saja. Lantas apa yang menyebabkan minimnya berhubungan badan? Hal ini disebabkan pekerjaan yang sangat menumpuk di kantor, pulang larut malam ketika sudah sampai dirumah kecapaian dan tidak mood lagi. Bahkan Seorang pasutri hanya sempat sekali dalam sebulan berhubungan badan? Lah..kalo lagi ngebet gimana? Ya swalayan atau manual bagi suami yang baik dan setia, tapi tidak setia ya jajan..ujung-ujungnya AV idol lagi.
Sebetulnya keadaanya yang saya sebut mulai dari atas tidaklah jauh berbeda dengan kota-kota besar tanah air. Tidak usah jauh-jauh ke jepang untuk memahami hal ini. Bedanya kita tidak ada legalitas hukum untuk membuka industri esek-esek seperti di jepang. Walaupun ada video berbau mesum kualitas rekaman kita tidak secanggih mereka dan cenderung gelap karena kualitas kita kebanyakan masih "3gp", ya emang siiih niatnya untuk koleksi pribadi, tapi yakinlah, kemungkinan nyebar banyak. Jadi mending buat yang bagus sekalian kan.. wkwkwkwkwkw.. Sip deh, salam.
0 komentar:
Posting Komentar