Sebelumnya, AS menuduh ada tangan teroris pada serangan di Benghazi.
Penyelidikan atas kematian Duta Besar Amerika Serikat saat protes massa di depan Konsulat Jendera AS di Benghazi berujung pada nihilnya keterlibatan jaringan al-Qaeda dalam insiden tersebut. Padahal sebelumnya, AS telah menuduh aksi tersebut telah direncanakan sebelumnya.
Diberitakan Los Angeles Times, Jumat 19 Oktober 2012, informasi ini disampaikan oleh sumber intelijen AS yang terlibat dalam penyelidikan kematian Christopher Stephen di Benghazi bulan lalu. Hasil penyelidikan selama lima minggu menunjukkan, "aksi massa dilakukan dengan sedikit perencanaan."
"Penyerangan tersebut sangat tidak terorganisir. Beberapa orang massa bahkan bergabung belakangan, sebagian tidak bersenjata, sebagian lain hanya ingin menjarah," tulis LA Times, mengutip sumber intelijen.
Sumber tersebut juga mengatakan bahwa tidak ada informasi intelijen yang memperingatkan bahwa akan adanya serangan yang direncanakan. "Dari bukti-bukti yang ada, serangan hanya memanfaatkan kekerasan serupa di depan Kedutaan Besar AS di Kairo, Mesir," ujar sumber lagi.
Protes massa pecah setelah film anti Islam tersebar di internet. Selain di Libya, protes massa juga terjadi di banyak negara mayoritas Muslim, kebanyakan berakhir ricuh. Salah satunya adalah di Jakarta, Indonesia, yang berujung bentrok antara massa ormas Islam dengan aparat.
Sebelumnya, pemerintah Amerika Serikat mengatakan bahwa serangan massa di Benghazi adalah ulah para teroris. Mereka juga mengatakan bahwa serangan itu telah direncanakan sebelumnya oleh jaringan militan al-Qaeda.
Akibat kematian Steven, pemerintahan Barack Obama dikritik keras di tengah kampanye pemilu presiden yang akan digelar bulan depan. Menteri Luar Negeri Hillary Clinton pasang badan dengan mengatakan bahwa keamanan diplomat AS di luar negeri adalah tanggung jawabnya, bukan Obama
http://dunia.news.viva.co.id/news/read/360989-al-qaeda-tidak-terlibat-kematian-dubes-as-di-libya
Penyelidikan atas kematian Duta Besar Amerika Serikat saat protes massa di depan Konsulat Jendera AS di Benghazi berujung pada nihilnya keterlibatan jaringan al-Qaeda dalam insiden tersebut. Padahal sebelumnya, AS telah menuduh aksi tersebut telah direncanakan sebelumnya.
Diberitakan Los Angeles Times, Jumat 19 Oktober 2012, informasi ini disampaikan oleh sumber intelijen AS yang terlibat dalam penyelidikan kematian Christopher Stephen di Benghazi bulan lalu. Hasil penyelidikan selama lima minggu menunjukkan, "aksi massa dilakukan dengan sedikit perencanaan."
"Penyerangan tersebut sangat tidak terorganisir. Beberapa orang massa bahkan bergabung belakangan, sebagian tidak bersenjata, sebagian lain hanya ingin menjarah," tulis LA Times, mengutip sumber intelijen.
Sumber tersebut juga mengatakan bahwa tidak ada informasi intelijen yang memperingatkan bahwa akan adanya serangan yang direncanakan. "Dari bukti-bukti yang ada, serangan hanya memanfaatkan kekerasan serupa di depan Kedutaan Besar AS di Kairo, Mesir," ujar sumber lagi.
Protes massa pecah setelah film anti Islam tersebar di internet. Selain di Libya, protes massa juga terjadi di banyak negara mayoritas Muslim, kebanyakan berakhir ricuh. Salah satunya adalah di Jakarta, Indonesia, yang berujung bentrok antara massa ormas Islam dengan aparat.
Sebelumnya, pemerintah Amerika Serikat mengatakan bahwa serangan massa di Benghazi adalah ulah para teroris. Mereka juga mengatakan bahwa serangan itu telah direncanakan sebelumnya oleh jaringan militan al-Qaeda.
Akibat kematian Steven, pemerintahan Barack Obama dikritik keras di tengah kampanye pemilu presiden yang akan digelar bulan depan. Menteri Luar Negeri Hillary Clinton pasang badan dengan mengatakan bahwa keamanan diplomat AS di luar negeri adalah tanggung jawabnya, bukan Obama
http://dunia.news.viva.co.id/news/read/360989-al-qaeda-tidak-terlibat-kematian-dubes-as-di-libya
0 komentar:
Posting Komentar